Monday, December 23, 2024
Home Blog Page 7

Qodari: Bansos Tidak ada Hubungannya dengan Kemenangan Prabowo-Gibran

Menurut M. Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer, program bantuan sosial (bansos) tidak memiliki hubungan langsung dengan kemenangan pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 2, Prabowo-Gibran, dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Dia menyatakan bahwa masyarakat lebih memilih calon presiden berdasarkan kualitas kepemimpinan yang kuat dan kedekatan dengan rakyat.

“Jadi, faktor yang mendorong masyarakat untuk memilih seorang calon presiden adalah kualitas kepemimpinan yang khusus. Hal yang sama juga berlaku untuk praktik politik uang atau serangan fajar, sehingga tidak ada jaminan bahwa pemberian money politic akan berdampak pada pemilihan kandidat, terutama jika itu berkaitan dengan bantuan sosial atau perlindungan sosial,” kata Qodari dalam pernyataannya di Jakarta, yang dirilis pada Sabtu (6/4).

Dia menjelaskan mengapa Prabowo, yang memiliki kualifikasi sebagai seorang pemimpin yang tegas, lebih banyak dipilih daripada Ganjar yang dianggap memiliki sifat yang merakyat, atau Anies yang dianggap cerdas. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh proporsi pemilih yang lebih besar menginginkan pemimpin yang tegas daripada aspek lainnya.

“Dalam konteks mengapa calon A lebih berhasil daripada calon B? Hal tersebut disebabkan oleh fakta bahwa proporsi pemilih yang menginginkan kualifikasi A mungkin lebih besar daripada proporsi yang menginginkan kualifikasi B. Saya masih ingat pada tahun 2014, Pak Jokowi berhasil menang karena jumlah pemilih yang menginginkan seorang presiden yang merakyat jauh lebih besar daripada yang menginginkan seorang presiden yang tegas,” ujarnya.

Menurut pandangannya, pola tersebut masih berlaku pada tahun 2019, dengan tambahan satu variabel lagi, yaitu kinerja nyata, yang cenderung mendukung Jokowi.

“Tahun ini kalau survei Indo Barometer paling tinggi adalah orangnya tegas,” ujarnya.

Hal tersebut telah diungkapkan oleh Qodari saat memberikan kesaksian sebagai ahli untuk memberikan keterangan sesuai dengan keahliannya dalam bidang statistik, yang dihadirkan oleh kuasa hukum Prabowo-Gibran dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi.

Qodari merujuk pada data exit poll yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada 14 Februari 2024, yang menunjukkan bahwa proporsi dari tiga kelompok pemilih yang ditawari dan menerima bansos sama, yakni sekitar 15-16 persen, namun tidak memiliki pengaruh terhadap elektabilitas pasangan calon presiden-wakil presiden.

Selain itu, menurut Qodari, survei Indikator Politik Indonesia juga menghasilkan temuan yang serupa, di mana sekitar 22,5 persen responden yang menerima bansos dan 77,3 persen yang tidak menerima bansos tetap memilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden.

Lebih lanjut, Qodari menjelaskan bahwa survei yang dilakukan oleh Indo Barometer pada bulan Oktober 2023 mengenai alasan memilih calon presiden tidak menemukan bahwa menerima bansos menjadi faktor utama.

Hasilnya menunjukkan bahwa alasan tertinggi masyarakat memilih calon presiden, berdasarkan jawaban terbuka, adalah karena kepemimpinan yang tegas dan berani sebesar 25 persen, diikuti oleh perhatian terhadap rakyat sebesar 16,2 persen, serta kecerdasan sebesar 8,4 persen. Faktor-faktor lain seperti keberwibawaan mencapai 6,2 persen, sementara alasan lainnya kurang dari 5 persen.

Gracia dan Shani JKT48 Beri Klarifikasi Konsumsi McDonald’s

Gracia dan Shani JKT48 menjadi populer di media sosial. Pasalnya, McDonald’s, salah satu tempat makan yang diboikot karena diduga memberikan donasi ke Israel, diketahui dikonsumsi oleh mereka.

Berdasarkan pantauan, terlihat Gracia dan Shani JKT48 sedang mengkonsumsi produk McDonald’s. Asal tahu saja, McDonald’s merupakan salah satu jaringan restoran cepat saji yang aktif mendukung Israel sepanjang perang dengan Palestina.

Gracia dan Shani JKT48 termasuk di antara mereka yang terlihat mengonsumsi McDonald’s, menurut X @tanyakanrl. Kedua member JKT48 terlihat sedang menyeruput minuman McDonald’s dalam video viral tersebut. Faktanya, mereka sempat mengangkat minuman mereka ke depan kamera.

Baca Juga: Bagi Waktu Jadi Idola dan Aktris, Gracia JKT48 Ungkap Tiga Support Systemnya yang Paling Penting

Netizen sontak mengecam JKT48 karena makan di restoran yang diboikot karena dukungannya terhadap Israel.

liat nih idol lokal yg pake produk boikot + melanggar golden rules JKT48, ga member ga staff sama aja. tolong kasih edukasi ya ke member” dan staff nya, juga fansnya jangan tutup mata!! tapi ada juga yg mengedukasi (sender salut),” komentar netizen.

Menanggapi hal tersebut, Gracia dan Shani JKT48 memberikan klarifikasi bahwa mereka mengakui kesalahan mereka dan menjadikan kejadian tersebut sebagai pembelajaran untuk kedepannya.

Hai semua.. terkait hal yang sedang dibicarakan, sebenarnya tidak ada sedikitpun maksud/tujuan tertentu. Tapi terima kasih sudah mengingatkan ya!☺️,” Ujar Shani JKT48 melalui akun X pada Minggu, 7 Maret 2024.

Baca Juga: JKT48 Gelar Konser Kelulusan dan Last Show untuk Shani

Disusul dengan klarifikasi Gracia JKT48 yang menegaskan bahwa dirinya tidak mendukung produk-produk yang diduga mendukung Israel.

Aku mohon maaf atas kelalaianku di live kemarin. samasekali tidak ada maksud lebih apalagi mendukung pihak2 yg menggunakan kekerasan. mohon maaf atas kericuhan yg terjadi. terima kasih sudah mengingatkan, akan dijadikan pembelajaran kedepannya untuk lebih bijak lagi,” Tegas Gracia JKT48 melalui akun X.

Gracia dan Shani JKT48 menghadapi reaksi publik setelah terlihat mengonsumsi produk dari McDonald’s, yang menjadi subjek boikot terkait dukungan terhadap Israel. Mereka mengakui kelalaian dan menegaskan tidak ada dukungan terhadap kekerasan atau konflik.

Keduanya berterima kasih atas peringatan yang diberikan oleh netizen dan berjanji akan lebih bijak dalam memilih tindakan di masa depan, menjadikan insiden ini sebagai momen pembelajaran penting. Melalui klarifikasi ini, Gracia dan Shani JKT48 menunjukkan kesadaran mereka terhadap sensitivitas isu dan komitmen untuk bertindak lebih hati-hati.