Sunday, December 22, 2024

Makin Panas! Starlink Siap Masuk ke Persaingan Penyedia Internet di Indonesia

Share

Starlink akan memulai operasinya di Indonesia dengan menjalin kerja sama dengan penyelenggara jasa interkoneksi internet lokal.

Perusahaan yang dimiliki oleh Elon Musk tersebut telah mengajukan dua izin di Indonesia, yaitu sebagai penyedia layanan VSAT dan penyelenggara internet (ISP).

Menkominfo Budi Arie Setiadi memastikan bahwa Starlink akan mematuhi semua regulasi yang berlaku di Indonesia untuk menciptakan lingkungan persaingan yang sehat.

Uji coba pertama akan dilakukan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada bulan Mei mendatang.

“Starlink menggunakan teknologi satelit. Uji coba harus dilakukan di daerah yang minim infrastruktur telekomunikasi agar dapat dilihat seberapa efektif layanannya,” kata Budi Arie, yang ditemui di acara Halal Bihalal di Gedung Kementerian Kominfo, pada Selasa (16/4/2024).

Dia belum dapat memberikan tanggal pasti untuk dimulainya uji coba. Namun, ia menyebut bahwa uji coba diperkirakan akan berlangsung pada bulan Mei.

Baca Juga : Dirumorkan jadi James Bond, Henry Cavill Merasa Terlalu Tua

Ketika ditanya apakah Starlink akan tersedia saat upacara peringatan 17 Agustus 2024 di IKN, Budi Arie mengindikasikan bahwa seharusnya layanan tersebut akan selesai diuji coba pada saat itu.

“Seharusnya ya [akan beroperasi pada 17 Agustus 2024]. Jika uji coba berjalan dengan lancar dan layanan tersebut memenuhi persyaratan hukum yang berlaku di Indonesia, kita akan mengizinkan Starlink untuk beroperasi,” jelas Budi Arie.

Fitur utama dari Starlink sendiri adalah menyediakan internet dengan kecepatan tinggi dan latensi rendah tanpa batasan.

Namun, belum ada informasi mengenai kecepatan unduh atau unggah yang akan ditawarkan oleh Starlink Indonesia.

Di situs web Starlink Indonesia, pelanggan dapat memilih apakah mereka membutuhkan layanan internet untuk penggunaan pribadi atau keperluan bisnis. Namun, belum ada informasi mengenai harga paket untuk pelanggan bisnis.

Selain itu, Starlink Indonesia juga menawarkan uji coba selama 30 hari. Jika pelanggan merasa tidak puas, mereka dapat meminta pengembalian dana sepenuhnya.

Sementara itu, Telkomsel dan XL Axiata mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk memberikan perlakuan yang adil.

Wakil Presiden Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel, Saki H Bramono, menyatakan bahwa Telkomsel selalu mendukung kebijakan pemerintah, termasuk dalam pemberian izin penyelenggaraan kepada operator seluler asing.

“Dalam lingkungan industri telekomunikasi yang dinamis dan persaingan yang tak terelakkan, Telkomsel berharap Pemerintah akan memastikan kesetaraan dalam penerapan kewajiban penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia bagi Starlink, sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang adil,” kata Saki pada Kamis (18/4).

Konsep keadilan yang dimaksud mencakup berbagai aspek, mulai dari kewajiban mendirikan badan usaha di Indonesia, penerapan kebijakan perpajakan, pembayaran PNBP, pemenuhan standar kualitas layanan (QoS), Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), hingga potensi interferensi, perlindungan dan keamanan data, serta kedaulatan negara.

Baca Juga : Fitur Baru Spotify Terinspirasi dari Tiktok!

“Telkomsel berharap persaingan yang sehat dan adil akan merangsang inovasi serta pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang lebih baik,” tambah Saki.

Hal ini diharapkan akan membawa manfaat bagi pertumbuhan ekonomi serta kemajuan bangsa dan negara secara keseluruhan.

Meskipun akan ada penambahan pesaing, Saki menyatakan bahwa Telkomsel bertekad untuk terus menyajikan layanan terbaik dan berkualitas kepada masyarakat Indonesia.

“Kami percaya bahwa dengan fokus pada inovasi, kualitas layanan, dan kebutuhan pelanggan, Telkomsel dapat tetap bersaing dan mempertahankan posisinya sebagai penyedia layanan telekomunikasi digital terkemuka di Indonesia,” tambahnya.

Kepala Komunikasi Eksternal XL Axiata, Henry Wijayanto, mengatakan bahwa kehadiran Starlink di Indonesia dapat menawarkan pilihan teknologi yang mendukung operator dalam menyediakan layanan internet cepat, terutama di daerah-daerah terpencil.

“Namun, jika operasinya melibatkan penyediaan layanan internet langsung kepada pelanggan dan bersaing dengan layanan yang sudah ada dari operator, tentu diperlukan penerapan regulasi yang seimbang dari pemerintah,” ungkap Henry pada Kamis (18/4).

Penegakan regulasi yang seimbang tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan persaingan yang adil antara Starlink dan operator seluler yang telah ada.

Read more

Local News