Mantan politisi PDIP, Maruarar Sirait, berbicara mengenai hubungan antara calon presiden terpilih Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menegaskan bahwa hubungan keduanya tetap dalam keadaan baik hingga saat ini.
“Kembali saya tekankan, hubungan mereka tetap harmonis. Saya memiliki pemahaman yang jelas tentang hubungan antara Presiden Jokowi dan Prabowo,” ujar Maruarar atau Ara setelah menghadiri acara pemberian santunan kepada 100 anak yatim di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada hari Minggu (7/4/2024).
Ara menyatakan bahwa Jokowi memberikan dukungan terhadap program-program yang dilaksanakan oleh Prabowo. Salah satunya adalah program makan siang gratis.
Selama acara tersebut, Ara memperkenalkan konsep makan siang gratis kepada anak-anak yang hadir. Dia juga mengajukan pertanyaan kepada anak-anak tentang rencana pelaksanaan makan siang gratis yang akan diimplementasikan oleh Prabowo-Gibran.
Kegiatan tersebut diadakan sebagai kesempatan bagi para aktivis dari berbagai organisasi untuk bertemu dan menjalin hubungan sosial.
“Kami mengadakan kegiatan ini sebagai sarana silaturahmi, di mana kami dapat bersatu kembali setelah pemilu, termasuk dari kelompok 01, 02, dan 03. Karena kami percaya bahwa menjaga silaturahmi sangat penting bagi kemajuan bangsa,” ujar dia.
Baca Juga : Berkah Ramadhan, Gibran Rakabuming Raka Bagikan 10.000 Paket Sembako
Prabowo Ingin Jadi Penengah Jokowi-PDIP
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, mengungkapkan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memiliki keinginan untuk berperan sebagai mediator antara PDI Perjuangan dan Presiden Joko Widodo.
Hubungan antara kedua belah pihak telah tegang sejak putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, diumumkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang mendampingi Prabowo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Pak Prabowo tentu akan berusaha menjadi penengah yang mencoba merestorasi hubungan antara kedua belah pihak,” ujar Habiburokhman dalam acara Kompas Petang di Kompas TV pada Minggu (7/4/2024).
Keinginan untuk merestorasi hubungan tersebut menjadi salah satu alasan di balik rencana pertemuan antara Prabowo dengan Megawati. Habiburokhman menjelaskan bahwa rencana ini telah diketahui oleh Jokowi.
Menurutnya, pertemuan antara dua tokoh politik itu masih mungkin terjadi, meskipun belakangan hubungan antara PDI-P dan Jokowi kurang harmonis.
Habiburokhman mengilustrasikan hubungan antara Jokowi dan Prabowo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019 yang dianggap sebagai rival bebuyutan, namun kemudian masih mampu untuk bersatu kembali.
“PDI Perjuangan dan Pak Jokowi berada dalam lingkungan politik yang sama. Pak Jokowi memiliki akar yang kuat di PDI Perjuangan dan bahkan pernah menjadi anggota satu-satunya partai,” kata Habiburokhman.
“Saya rasa peluang besar ada untuk terjadi rekonsiliasi antara pihak Jokowi dan keluarga dengan PDI Perjuangan,” tambahnya.